Badan Nasional
Penanggulangan Bencana, BNPB, menyatakan 13 orang tewas dan dua orang masih
dinyatakan hilang akibat banjir
dan tanah longsor di Manado dan sekitarnya.
Menurut PMI Sulawesi
Utara, evakuasi terhadap warga yang menjadi korban banjir dilanjutkan pada
Kamis ini, setelah upaya ini sempat terganggu pada Rabu (15/01) malam akibat
ketinggian dan arus air bah.
"Banyak sekali
pengungsi di beberapa titik, yang menumpang sementara di masjid, hotel, gereja
atau sekolah. Hari ini kita mulai berencana menangani pengungsi," kata
Komandan tim satuan penanganan bencana, Sulut, Irwan Lalegit, Kamis (16/01)
siang, kepada wartawan BBC Indonesia, Heyder Affan, melalui telepon.
Menurutnya, air bah
yang nyaris melumpuhkan Kota Manado pada Rabu kemarin, hari ini mulai surut
sehingga jalur utama transportasi di dalam Kota Manado sudah bisa dilalui
kendaraan roda empat.
"Jalur utama
transportasi di Manado sudah bisa dilalui. Di beberapa wilayah, kalau kemarin
terendam sampai 3 meter, sekarang tinggal kira-kira semata kaki,"
ungkapnya.
Namun demikian, ada
beberapa wilayah di dalam Kota Manado yang masih terendam air sehingga
menyulitkan evakuasi bagi korban. "Misalnya Kampung Arab dan Merdeka yang
dekat dengan sungai," kata Irwan.
Jalur transportasi
yang menghubungkan Manado-Tomohon juga masih terputus. "Akibat dua titik
tanah longsor," kata Irwan Lalegit.
13
orang tewas
Sementara, menurut
Badan Nasional Penanggulangan Bencana, BNPB, jumlah korban tewas akibat banjir
di Manado dan sekitarnya bertambah menjadi 13 orang.
Dua orang dinyatakan
hilang dan 40 ribu orang mengungsi, kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas
BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan kepada media, Kamis (16/01)
Menurut BNPB, banjir
ini terjadi di enam kabupaten/kota yaitu Manado, Minahasa Utara, Kota Tomohon,
Minahasa, Minahasa Selatan, dan Kepulauan Sangihe.
"Korban tewas
tercatat berada di Manado lima orang, di Tomohon lima orang dan Minahasa ada
tiga orang," kata Sutopo.
Menurut Sutopo, hujan
deras di wilayah Sulawesi Utara dipicu sistem tekanan rendah di perairan
selatan Filipina yang menyebabkan pembentukan awan intensif.
Dua orang dinyatakan
hilang dan 40 ribu orang mengungsi, kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas
BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan kepada media, Kamis (16/01)
Menurut BNPB, banjir
ini terjadi di enam kabupaten/kota yaitu Manado, Minahasa Utara, Kota Tomohon,
Minahasa, Minahasa Selatan, dan Kepulauan Sangihe.
"Korban tewas
tercatat berada di Manado lima orang, di Tomohon lima orang dan Minahasa ada
tiga orang," kata Sutopo.
Menurut Sutopo, hujan
deras di wilayah Sulawesi Utara dipicu sistem tekanan rendah di perairan
selatan Filipina yang menyebabkan pembentukan awan intensif.
Sebagian sungai di
Manado meluap dan menenggelamkan ribuan rumah.
Selain itu, menurutnya
banjir ini terjadi akibat adanya konvergensi dampak dari tekanan rendah di
utara Australia.
"Sehingga
awan-awan besar masuk ke wilayah Sulut," katanya.
"Bencana kali ini
lebih besar daripada sebelumnya yang pernah terjadi pada tahun 2000 yang
menyebabkan 22 tewas, dan Februari 2013 yang menyebabkan 17 tewas,"
imbuhnya.
BPBD Sulut dibantu
personel TNI, Polri, SAR dan relawan lainnya masih melakukan evakuasi terhadap
warga.
Sumber :
http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2014/01/140116_update_banjir_manado.shtml
Tidak ada komentar:
Posting Komentar